TERUMBU KARANG PULAU BAWEAN SUBUR DAN INDAH
___________________________________
PULAU Bawean memiliki terumbu karang terbaik di Indonesia, terutama di Pulau Gili, sehingga ideal untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata.
Peneliti terumbu karang dan dosen Kelautan Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Zainul Hidayah, menyatakan, terumbu karang di Pulau Gili Bawean paling subur. Hamparan terumbu karangnya memiliki potensi dikembangkan untuk menarik wisatawan ke Pulau Bawean yang berjarak 144 kilometer dari Gresik, Jawa Timur.
Zainul memaparkan, terumbu karang di Pulau Gili bisa tumbuh 2 milimeter per tahun. ”Tingkat hidup terumbu karang terbesar dibandingkan di tempat lain di Indonesia,” katanya pada Lokakarya Pengelolaan dan Pengembangan Investasi Pulau-pulau Kecil di Bawean, Jumat (13/9).
Rini Mustikawati dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur menambahkan, jika dibandingkan dengan terumbu karang di Derawan (Derawan Berau, Kalimantan Timur), terumbu karang di Pulau Gili Bawean lebih beraneka warna.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Gresik Sentot Supriyohadi menuturkan, dalam lokakarya, Guru Besar Kelautan dan Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Daniel M Rosyid memberikan rekomendasi sebagai rujukan menyusun kebijakan tentang Pulau Bawean.
Rekomendasinya, jika diproyeksikan sebagai daerah tujuan wisata, Pulau Bawean perlu dikembangkan secara khusus. ”Kami perlu mengedepankan potensi alam di Bawean, yaitu terumbu karang dengan paket wisata alam bawah laut. Bawean cocok untuk wisata menyelam. Terumbu karang Pulau Gili menjadi bagian paket wisata Bawean,” katanya.
Masyarakat harus ramah memberikan pelayanan baik agar pengunjung betah. Sejumlah kawasan perlu dibangun infrastrukturnya.
Saat ini sudah terdata 11 pulau kecil di sekitar kepulauan Bawean, semuanya berpanorama indah. Sebanyak delapan pulau kecil tidak berpenghuni, yakni Pulau Birang-birang, Pulau Cina, Pulau Selayar, Pulau Nusa, Pulau Gili Noko, Pulau Manukan, Pulau Batukebo, dan Pulau Noko. Pulau yang berpenghuni adalah Pulau Bawean, Pulau Gili Timur, dan Pulau Karangbila.
©KOMPAS
Peneliti terumbu karang dan dosen Kelautan Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Zainul Hidayah, menyatakan, terumbu karang di Pulau Gili Bawean paling subur. Hamparan terumbu karangnya memiliki potensi dikembangkan untuk menarik wisatawan ke Pulau Bawean yang berjarak 144 kilometer dari Gresik, Jawa Timur.
Zainul memaparkan, terumbu karang di Pulau Gili bisa tumbuh 2 milimeter per tahun. ”Tingkat hidup terumbu karang terbesar dibandingkan di tempat lain di Indonesia,” katanya pada Lokakarya Pengelolaan dan Pengembangan Investasi Pulau-pulau Kecil di Bawean, Jumat (13/9).
Rini Mustikawati dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur menambahkan, jika dibandingkan dengan terumbu karang di Derawan (Derawan Berau, Kalimantan Timur), terumbu karang di Pulau Gili Bawean lebih beraneka warna.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Gresik Sentot Supriyohadi menuturkan, dalam lokakarya, Guru Besar Kelautan dan Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Daniel M Rosyid memberikan rekomendasi sebagai rujukan menyusun kebijakan tentang Pulau Bawean.
Rekomendasinya, jika diproyeksikan sebagai daerah tujuan wisata, Pulau Bawean perlu dikembangkan secara khusus. ”Kami perlu mengedepankan potensi alam di Bawean, yaitu terumbu karang dengan paket wisata alam bawah laut. Bawean cocok untuk wisata menyelam. Terumbu karang Pulau Gili menjadi bagian paket wisata Bawean,” katanya.
Masyarakat harus ramah memberikan pelayanan baik agar pengunjung betah. Sejumlah kawasan perlu dibangun infrastrukturnya.
Saat ini sudah terdata 11 pulau kecil di sekitar kepulauan Bawean, semuanya berpanorama indah. Sebanyak delapan pulau kecil tidak berpenghuni, yakni Pulau Birang-birang, Pulau Cina, Pulau Selayar, Pulau Nusa, Pulau Gili Noko, Pulau Manukan, Pulau Batukebo, dan Pulau Noko. Pulau yang berpenghuni adalah Pulau Bawean, Pulau Gili Timur, dan Pulau Karangbila.
©KOMPAS
0 komentar: